DAKWAH ISLAMI

BUAH AMAL IBADAH YANG
DIRASAKAN DI DUNIA.

Sebagai umat beragama tentu kita harus beribadah kepada Allah SWT. Tapi apakah setiap ibadah yang kita lakukan itu ada nikmat kelezatannya atau tidak? Tentu yang lebih tahu adalah orang yang beribadah itu sendiri. Menurut para sufi, barangsiapa yang dapat merasakan buah amal ibadahnya di dunia, itu sebagai tanda diterima amal ibadahnya di akhirat. Hasil dari ibadah itu dapat dirasakan kelezatannya oleh seseorang pada saat ia melaksanakan ibadah ibadahnya, dan terasa sebagai nikmat yang tak ada bandingannya. Apabila seorang hamba belum bisa merasakan kelezatan dan manisnya amal ibadah, berarti ia belum mengenyam buah ibadah itu. Jika buah amal ibadah itu belum dirasakan, berarti ia belum mendapatkan sesuatu pun dari buahnya di dunia. Dan di akhirat pun ia tidak menikmati hasil dari ibadahnya sendiri. Sebagian orang Arif berkata, sesungguhnya tidak suatu kebaikan pun melainkan dibaliknya diperlukan kesabaran dalam pelaksanaannya. Barangsiapa yang dapat melaluinya dengan penuh kesabaran dan perjuangan dengan melawan hawa nafsunya dan meninggalkan kesenangan dunia atau tipu dayanya, maka dia akan benar benar dapat merasakan betapa nikmatnya dan lezatnya beribadah kepada Allah SWT. Hal ini banyak dipraktekkan oleh orang orang Arif di dalam kehidupan mereka. Utbah Al Ghulam berkata : ” Saya telah melatih diri dengan menunaikan shalat malam selama dua puluh tahun, barulah saya dapat merasakan nikmatnya shalat malam itu.” Tsabit Al Bani berkata : ” Saya melatih diri dengan terus menerus membaca Al Qur’an selama dua puluh tahu, setelah dua puluh tahun itu, barulah saya dapat merasakan kenikmatannya.” Sebagian ulama juga berkata :” Saya telah membaca Al Qur’an, namun saya belum bisa merasakan kenikmatan membacanya. Lalu saya terus membacanya, seakan akan saya mendengarnya dari Rasulullah Saw, bahwa beliau sedang membacakan kepada para sahabatnya. Kemudian saya sampai pada maqam yang lebih dari itu, saya membacanya seakan akan saya mendengarnya dari Jibril yang menyampaikannya kepada Rasulullah Saw. Selanjutnya Allah SWT memperkenankan saya sampai pada tingkat lain yang lebih tinggi. Sekarang saya seakan mendengarnya dari Allah yang memfirmankannya. Disinilah saya baru merasakan kelezatan dan nikmat membaca Al Qur’an, yang tidak terhingga tingginya.” Rasa manis dan nikmat yang mereka kemukakan tersebut, hanyalah sebagai buah amal ibadah yang benar yang dilakukannya secara istiqamah, yang selamat dari unsur riya’ dan u’jub. Abu Turab Ra berkata : “Apabila seorang hamba bersungguh sungguh dalam suatu amal, niscaya ia akan merasakan manisnya, sebelum ia melakukan amal itu. Apabila ia ikhlas dalam amalnya, maka ia pun akan merasakan manisnya amal itu di waktu ia mengerjakannya..” Amal semacam ini, dengan izin dan Rahmat Allah akan terkabul. Disebutkan dalam sebuah hadist, bahwa Rasulullah Saw bersabda : ” Allah SWT tidak akan menerima amal dari orang yang ingin terkenal dan beramal tercampur riya.” Ini berarti menunjukkan bahwa amal yang diterima oleh Allah adalah amal yang selamat dan terbebas dari riya’, u’jub dan mengejar kemasyhuran di tengah tengah kehidupan masyarakat. Nah…bagaimana tentang amal ibadah kita selama ini. Sudah bertahun tahun terkadang kita beramal, apakah kita bisa merasakan kelezatan seperti mereka? Ini sangat tergantung pada pribadi kita masing masing. Kalau kita beramal hanya untuk sekedar melepaskan kewajiban, saya rasa itu masih jauh seperti mereka. Apalagi sempat menganggap ibadahnyalah yang paling benar, sedangkan orang lain salah semua. Itu jangan harap bisa merasakan kelezatan dalam beramal. Dengan kata lain, jauh panggang dari api. Karena, hatinya masih busuk dan selalu suuzdan kepada orang lain. Karena, salah satu nikmatnya untuk kita beribadah adalah hatinya harus selalu bersih, bebas dari segala buruk sangka kepada orang lain.

Diterimanya suatu amal oleh Allah dan keridhaan Nya terhadap amal itu, merupakan ganjaran yang disegerakan di dunia. Sebagaimana pernyataan Ibnu Athailah Assakandari, bahwa yang demikian itu merupakan adanya wujud pembalasan padanya di negeri akhirat. Dan pernyataan itu ialah ” Didapatkannya buah ketaatan di dunia, merupakan berita gembira bagi orang orang yang beramal akan adanya wujud pembalasan baginya di negeri akhirat.” Hasan Ra juga berkata :” Banyak orang yang tidak mendapatkan rasa manis dalam menjalankan tiga amal berikut, jika anda merasakan manis dan nikmat dalam tiga amal itu, maka bergembiralah anda dan teruskan untuk mencapai apa yang menjadi tujuan anda. Tetapi jika tidak mendapatkan rasa manis dalam ketiganya, itu sebagai pertanda bahwa pintu penerimaan tertutup. Ketiga amal ibadah itu ialah :” Pada saat anda membaca Al Qur’an, pada waktu berzikir, dan ketika bersujud.” Ada juga yang menambahkan lagi ketika bersedekah dan pada waktu sahur. Itu semua bisa dicapai bila kita benar benar cinta dan penuh rasa takut kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman :” Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga.” (QS Ar Rahman : 46). Dia bisa mendapatkan surga di dunia dan juga surga di akhirat Ketika ditanyakan kepada Hasan mengenai ayat tersebut, ia berkata :” Surga di dunia ialah manisnya taat dan kelezatan bermunajat, rasa tenteram atas terbukanya rahasia keajaiban. Sedangkan surga di akhirat adalah memperoleh berbagai kenikmatan dan kebahagiaan serta derajat yang tinggi di dalam surga. Sebagian ulama, ketika ditanya :” Apakah anda mengenal Allah?” Dia menjadi marah kepada orang yang bertanya, seraya berkata :” Apakah anda melihat saya menyembah Tuhan yang tidak aku ketahui?” Dan mereka juga tidak meremehkan suatu ibadah apapun. Ismail bin Majid Ra juga berkata : ” Sikap meremehkan terhadap suatu perkara adalah karena minimnya pengetahuan tentang perkara itu. Kemaksiatan yang menimpa orang yang Arif membuatnya terlempar jauh dari Allah SWT. Jika terjadi padanya suatu kesalahan, karena telah menjadi ketetapan baginya. Karena ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku” (QS Al Ahdzab : 38). Karena yang demikian itu, ia merasakan gelisah dan sakit di dalam hatinya. Rasa sakit dan penyesalan di hati atas terjadinya kesalahan dan kemaksiatan itu, sama halnya atas kebenaran apa yang dirasakan, atas ketaatan yang ia lakukan, berupa kemanisan dan kenikmatannya. Perasaan manis semacam itu atau sebaliknya merupakan ukuran dan indikasi atas diterimanya suatu amal atau sebaliknya, ditolak.

Adapun rasa manis yang dirasakan oleh yang bukan ahli dalam maqam ini, di dalam bentuk bentuk peribadatan, maka bisa jadi akan menjadi penyakit, kecuali bila rasa manis itu menambah semangat dalam beribadah. Janganlah seorang hamba berhenti pada rasa manis dan nikmat yang dirasakan itu, dan jangan pula beramal untuk mendapatkan rasa manis yang memang semestinya ia rasakan, karena yang demikian itu justru akan mengotori keikhlasan beramal dan kesungguhan kehendaknya dalam beramal Tetapi rasa tidak butuh untuk mencari dan menghasilkannya, akan menjadikan rasa nikmat dan manis dalam beribadah itu, sebagai sebuah ukuran dan indikasi atas diterima atau tidaknya suatu amal. Jadi, apapun ibadah yang kita lakukan, berniatlah untuk mencari Ridha Allah, dan benar benar ikhlas karena Allah. Adapun kelezatan dalam beribadah, itu hanya sebagai bonus saja dari Nya. Yang dipancarkan hanya kepada orang orang yang selalu mengharap Ridha Nya. Ibadahnya itu benar benar di tuju kepada Allah, bukan kepada selain Nya. Semoga kita semua bisa mendapatkannya. AMIN YA ALLAH.

MEREBUT KEMBALI HIDUP MERDEKA.

Merdeka itu adalah terbebas dari segala hiruk pikuk kehidupan, dan termasuk dari intimidasi manapun. Orang yang sudah benar benar merdeka dalam hidup ini yaitu orang yang sudah bisa keluar dari dunianya. Tubuh boleh di dunia, tapi batin selalu fokus ke akhirat. Sedangkan orang yang belum merdeka dalam hidupnya adalah orang yang batinnya tak pernah puas. Ingatannya selalu fokus ke dunia. Batinnya kering dan tak ada sedikit pun sinyal ke akhirat. Dia selalu di jajah oleh nafsunya lewat hari hari yang dia lewati. Orang semacam ini sangat lelah dan tersiksa sekali hidupnya, walaupun kelihatan lahiriyahnya seperti orang bahagia. Tapi, jiwanya selalu tersiksa dan terbelenggu dengan segala keinginannya. Karena, segala bentuk kehidupannya hanyalah bentuk kamuflase dan fatamorgana. Sebab, yang namanya kenikmatan dunia hanyalah tipuan belaka. Semua kenikmatan dunia hanyalah kenikmatan sementara. Terkadang bagus secara bentuk, tapi tidak bagus secara hakikat. Dalam Al Qur’an di sebut dg kehidupan yg memperdayakan, atau sendagurau. Itu tak ubahnya seperti azab berganti azab. Kenapa demikian? Karena, kehidupan di dunia tidak pernah berhenti dari masalah. Setiap waktu kita punya masalah yang di bungkus dengan hitam /putih. Hari ini kita sehat, suatu saat kita akan sakit. Hari ini kita tertawa dan gembira ria, besok kita akan menangis. Hari ini kita kuat, boleh jadi besok lusa kita akan lemah. Hari ini kita kaya, boleh jadi besok lusa kita akan bangkrut. Hari ini kita bahagia, siapa tahu nantinya kita susah. Hari ini kita cantik, suatu saat juga kita akan keriput jadi nenek, begitulah seterusnya yang selalu silih berganti dengan hitam /putih. Dan hari ini kita hidup, pada waktu tertentu kita juga akan jadi mayat. Inilah puncak dari segala hiruk pikuk kehidupan dunia. Jadi, yang namanya kenikmatan dunia tidak ada yang langgeng. Maka dari itu, kita sangat penting untuk memahami semua ini secara mendalam. Agar jiwa kita tidak mudah terkecoh dengan segala kenikmatan dunia, sehingga jiwa kita bisa merdeka sedikit demi sedikit. Dengan demikian, kita pun tak usah cepat kagum terhadap segala fenomena yang terjadi di sekitar kita. Karena, pada akhirnya memang seperti itu. Selalu terjadi silih berganti. Janganlah kita seperti kunang kunang yg selalu di tipu oleh cahaya lampu. Mereka memandang cahaya lampu indah sekali. Ketika mereka mendekatinya, mereka semua jatuh kelantai. Begitulah perumpamaan dunia yg selalu menarik dalam pandangan manusia.Tidak sedikit orang korban kejatuhan, karena telah salah memandang dunia. Dan itulah sandiwara dunia yang selalu kita saksikan selama kita masih hidup. Maka dari itu, berhati hatilah anda dalam menghadapi dunia ini. Ingat…! Bukan kita benci terhadap dunia, tapi jadikanlah dunia itu sebagai objek dalam kehidupan kita. Kitalah yang menjadi subjek, bukan sebaliknya.

Hidup merdeka adalah hidup yang sangat menyenangkan, menyehatkan, dan menyegarkan. Kenapa begitu? Karena kita sudah bisa menaklukkan hawa nafsu dan dunia. Ketika kita sudah mampu menaklukkan hawa nafsu, pada saat itulah jiwa kita sudah merdeka. Jiwa merdeka adalah jiwa yang sudah terbebas dari penjajahan hawa nafsu serta segala tipu daya dunia. Sehingga kehidupannya selalu tenang, aman, dan damai. Kenapa demikian? Karena ia sudah bisa keluar dari dunianya. Dia tidak lagi menjadi hamba dunia. Statusnya sudah berubah menjadi hamba Allah. Walaupun tubuhnya tetap di dunia beraktivitas seperti orang lain, tapi jiwa sudah terkoneksi ke Allah. Memang untuk meraih maqam ini tidak mudah, banyak sekali kerikil kerikil tajam yang harus kita lewati. Namun demikian, kita juga tidak boleh patah semangat. Kita harus punya tekat yg kuat melatih sedikit demi sedikit. Setiap kita harus berjuang semaksimal mungkin dalam meraih maqam ini. Dengan cara mendidik hawa nafsu dengan baik. Kalau tidak, sampai ajal pun tiba kita tetap di jajah oleh nafsu kita sendiri. Malah tidak sedikit orang yang gagal atau sudah K.O dengan hawa nafsunya. Sehingga semua wilayah dalam dirinya sudah di kuasai penuh oleh hawa nafsu. Apakah rohnya, jiwanya, akalnya, dan termasuk hatinya sudah ditempati oleh pasukan hawa nafsu. Kalau sudah begini jadinya, individu tersebut tidak bisa berbuat apa apa lagi. Segala aktivitas dalam hidupnya harus tunduk kepada hawa nafsu. Oleh karena itu, marilah semua kita merebut kembali sedikit demi sedikit wilayah wilayah yang telah di kuasai oleh nafsu, agar kita bisa meraih kembali kemerdekaan hidup yang sesungguhnya. Hidup yang benar benar bebas dari segala penjajah, termasuk dijajah oleh hawa nafsu kita. Dengan demikian, barulah jiwa kita bisa merdeka kembali. Semoga Allah SWT selalu membantu kita dalam pertempuran melawan hawa nafsu setiap saat. AMIN…

HIASILAH RUMAH ANDA DENGAN PERABOT
SPIRITUAL.

Saya rasa semua kita setuju, bahwa rumah yang paling indah adalah rumah yang diisi dengan berbagai macam perabot. Ada kursi, meja, kulkas, lemari dan juga berbagai macam jenis lainnya. Bila perabot perabot itu di tata dengan baik, keindahan di dalam rumah itu enak dipandang mata. Namun demikian, sebagus apapun dan semahal apapun perabot rumah tangga yang kita miliki, suatu saat pasti bosan memandangnya. Biasanya sesuatu yang tampak indah karena belum kita miliki. Tapi dalam bentuk apapun setelah kita miliki, keindahan itu akan pudar sedikit demi sedikit dalam pandangan kita. Dan lama kelamaan akan menjadi bosan. Biasanya setiap sesuatu yang bersifat lahiriah selalu di akhiri dengan kebosanan. Kenapa demikian? Karena, setiap yang lahiriah itu hanya di lihat oleh mata lahir (mata Indra) saja. Mata Indra itu lebih condong bersahabat dengan nafsu. Maka wajar, apapun yang kita lihat itu terkadang sulit untuk memilihnya. Seakan akan semuanya ingin kita miliki. Seperti kita memilih baju di Mall atau di Toko pakaian. Semua yang kita lihat itu cantik, sehingga kita bingung sendiri untuk memilihnya. Itulah namanya keinginan nafsu. Berbeda dengan mata batin, mata batin tidak seperti itu. Karena mata batin lebih dekat bersahabat dengan roh. Maka dari itu, selain perabot lahiriah, hiasilah rumah anda dengan perabot perabot spiritual yang bersifat batiniah. Perabot spritual tidak pernah merasa bosan. Apalagi kalau kita benar benar ikhlas dan penuh istiqamah dalam melakukannya. Tapi sayang, kebanyakan orang hanya tertarik dengan berbagai macam perabot lahiriah saja, dan sering mengabaikan perabot spiritual yang bersifat batiniah. Secara spiritual, rumah yang paling indah sebenarnya bukanlah rumah yang diisi hanya dengan berbagai macam perabot lahiriah, tapi rumah yang paling indah adalah rumah yang selalu diisi dengan perabot perabot spiritual. Lalu yang mana dikatakan perabot spiritual? Ketika di dalam rumah kita sering membaca Al Qur’an, berzikir, bershalawat kepada Nabi, dan di tambah lagi dengan amalan amalan sunat lainnya, itu semua adalah perabot spiritual yang bersifat batiniah. Dan para Malaikat pun suka mengunjungi rumah rumah yang sering diisi dengan berbagai macam perabot spiritual. Itulah kelebihannya rumah rumah yang sering diisi dengan perabot spiritual. Tamunya tidak hanya manusia, malah Malaikat pun menjadi tamu istimewa. Itu menunjukkan bahwa Rahmat Allah SWT selalu mengalir ke dalam rumah yang selalu diisi dengan perabot spiritual. Tapi sayang seribu sayang, terkadang ada rumah yang begitu besar, dan dibangun dengan biaya yang tidak sedikit, tapi didalamnya cuma diisi dengan perabot perabot lahiriah saja. Penghuninya tak pernah mengisi rumah itu dengan perabot perabot spiritual. Rumah semacam ini walaupun megah dan indah secara lahiriah, tapi secara hakikat adalah kering kerontang. Tidak ada kehidupan spiritual di dalamnya. Malaikat pun tidak mau masuk ke dalam rumah itu karena di dalamnya tidak ada nilai nilai spiritual, atau disebut dengan perabot spiritual.

Jadi, sehebat apapun perabot rumah tangga anda, bila tidak di lengkapi dengan perabot spiritual, semua itu kering dan tidak bernilai apa apa. Walaupun perabot rumah tangga anda kelihatan mewah dan harganya pun sangat mahal, tapi Malaikat tidak tertarik dengan perabot rumah anda itu. Karena, Malaikat menilai sesuatu dari segi batiniahnya, bukan dari segi lahiriahnya. Anda tidak bisa mengundang Malaikat dengan perabot rumah tangga anda yang sifatnya lahiriah itu. Walaupun perabot rumah anda mahal dan buatan luar negeri. Secara spiritual bukanlah itu ukurannya. Tapi, undanglah Malaikat ke rumah anda dengan berbagai macam perabot spiritual anda. Apakah dengan membaca Al Qur’an, membaca shalawat, berzikir, bersedekah, menyantuni anak yatim, dan ditambah lagi dengan ibadah ibadah sunat lainnya. Jadi, jangan bermimpi Malaikat bisa masuk kerumah kita bila rumah kita hanya diisi dengan perabot lahiriah saja, sedangkan perabot spiritual itu kita abaikan atau kosong sama sekali. Kenapa demikian ? Karena, perabot lahiriah itu tidak melekat unsur spiritual padanya. Ia hanya berupa benda saja. Apalagi perabot perabot yang kita miliki itu tidak bisa kita bawa mati. Begitu kita meninggal, semua perabot yang indah itu akan kita tinggalkan, dan setelah itu akan di miliki oleh orang lain. Terkadang yang mewarisinya pun bukan anak kita. Ini sering terjadi dalam kehidupan sehari hari. Karena, kita tidak bisa membawanya kedalam kubur. Berbeda dengan perabot spiritual, kita bisa membawanya ke dalam kubur, bahkan ia selalu menemani kita pada saat kita sendirian. Ketika rumah kita selalu dihiasi dengan lantunan ayat ayat Al Qur’an, berzikir dan juga berbagai macam ibadah lainnya, itu semua Allah jadikan benteng atau tempat perlindungan kita nanti di alam barzah. Bahkan bermanfaat sampai pada hari akhirat. Asalkan semua ibadah sunat yang kita lakukan di rumah itu sesuai dengan petunjuk Rasulullah Saw, dan juga benar benar ikhlas karena Allah SWT. Maka dari itu, mulai sekarang hiasilah rumah itu dengan berbagai macam perabot spiritual di dalam rumah anda. Sehingga rumah anda tidak sepi seperti kuburan. Walaupun anda belum bisa mengisi segala jenis perabot spiritual, tapi janganlah meninggalkan semuanya. Untuk tahap pertama mulailah dengan satu atau dua saja dulu. Atau paling tidak satu saja ketimbang tidak ada sama sekali. Untuk tahap pertama mulailah dengan membaca Al Qur’an. Lain waktu akan ditambah lagi dengan yang lainnya. Lama kelamaan rumah anda akan hidup dan bercahaya. Kalau tidak, rumah anda itu sepi seperti kuburan. Makanya Rasulullah Saw menganjurkan kepada kita untuk selalu membaca Suat Al Baqarah di dalam rumah. Hadist ini jangan kita pahami cuma surat Al Baqarah saja. Tapi, apapun ayat Al Qur’an yang kita baca dan ditambah lagi dengan wirid wirid lainnya, rumah itu akan hidup dan bercahaya terus menerus, tidak lagi sepi seperti kuburan. Dan para Malaikat pun senang mengunjungi rumah kita, sehingga mereka keluar masuk di dalam rumah kita. Jadi, siapapun yang ingin di kunjungi Malaikat, hiasilah rumahnya itu dengan berbagai macam perabot spiritual seperti yang telah kita sebutkan di atas. Rumah yang diberkati oleh Allah SWT adalah rumah yang dikunjungi oleh para Malaikat. Dan juga ada nilai kasih sayang di dalamnya, seperti rumah Rasulullah saw. Walaupun rumahnya kecil, tapi Beliau sempat mengatakan : ” Baiti Jannati.” Rumahku adalah surgaku. Mudah mudahan rumah kita bisa seperti itu. AMIN..

BERPIKIRLAH ANDA.!

Otak adalah anugerah Allah SWT yang paling besar. Dialah prosesor yang menggerakkan seluruh syaraf yang ada di dalam tubuh kita. Dalam otak terdapat lebih dari 100 milyar jaringan yang berhubungan ke seluruh tubuh. Rasulullah Saw bersabda : ” Doa adalah otaknya ibadah.” Luar biasa, sungguh tidak disangsikan lagi, doa akan menggerakkan seluruh sel dan syaraf kehidupan kita, membangkitkan semangat untuk mencapai apa yang diinginkan. Apabila seluruh potensi diri berfungsi dengan baik, maka di saat itulah kita telah mencapai kecerdasan tingkat tinggi, doa pun akan dikabulkan. Yang sangat kita sayangkan adalah terkadang kita tidak sadar atas segala anugerah yang diberikan oleh Allah SWT. Sebenarnya kita harus sadar, kebanyakan kita orientasi pemikirannya hanya tertuju pada apa yang ingin kita capai dan bagaimana cara memperolehnya, sehingga terkadang lupa terhadap sesuatu yang sebenarnya sudah kita miliki. Padahal sudah terlalu banyak anugerah Allah yang sudah kita nikmati dan kita rasakan, Sayang kita tidak menyadari bahwa itu adalah nikmat dari Allah SWT. Alangkah indahnya hidup ini, kalau kita mau memikirkan apa yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada kita. Kita akan merasa bahagia, karena tidak semua orang mendapat anugerah seperti kita. Mari kita coba pikirkan pemberian Allah SWT. Kita diberi mata, berapa harganya kalau dirupiahkan, dan untuk apa? Kita diberi tangan, untuk apa? Kita diberi kaki, untuk apa? Kita diberi mulut, untuk apa? Apakah semua nikmat Allah itu kita fungsikan sesuai dengan keridhaan Nya. Semua ini kembali kepada diri kita masing masing. Semuanya itu kelak akan ditanyakan kembali cara memfungsikannya. Kita evaluasi sendiri penggunaannya sebelum nanti dievaluasi dan diaudit oleh Yang Maha Teliti dan Maha Adil. Betapa banyak orang yang menemui kehancuran disebabkan tidak pandai bersyukur, tidak pernah memikirkan anugerah dan pemberian Allah SWT.

Disinilah pentingnya kita berpikir, dan penting pula mengelola pikiran dengan baik. Setiap sesuatu dalam hidup ini punya tatacara tersendiri, termasuk pikiran kita yang kita kelola dan kita arahkan setiap waktu. Mengelola pikiran dengan baik penting sekali agar jiwa kita tidak mudah terombang ambing dalam menata hidup ini. Ketika pikiran kita tidak mampu kita kelola dengan baik dan sistematis, hidup kita terasa sempit karena tidak tahu arah tujuannya. Padahal planet bumi ini begitu luas, tidak selebar daun kelor. Rasa syukur seseorang juga sangat ditentukan bagaimana cara dia berpikir. Bila kita tidak bisa berpikir dengan benar, rasa syukur kita pun biasanya tidak akan pernah benar. Harta benda yang melimpah belum tentu bisa membantu kita untuk berpikir dengan baik dan benar. Karena, ukurannya bukan pada materi, pangkat, jabatan, popularitas, dan juga bukan pada harta kekayaan yang kita miliki. Tapi semua itu sangat tergantung bagaimana hubungan perasaan kita dengan Allah, selain itu bagaimana otot mental kita yang kita bangun setiap hari. Membangun otot mental juga sangat penting. Dari situlah dasarnya, sehingga kita bisa mengelola pikiran untuk berpikir dengan baik. Karena, hasil dari pikiran yang baik akan melahirkan ingatan terbaik. Dengan demikian, hidup kita selalu bersemangat, ditambah lagi rasa syukur yang mendalam kepada Allah SWT. Kenapa demikian? Karena jiwa kita sudah di kelola oleh pikiran terbaik. Jadi, bahagia atau tidaknya seseorang sangat tergantung pada pikirannya yang dia
kelola setiap saat. Karena itu, fungsikanlah pikiran anda setiap waktu kearah positif.

Sebagian orang sulit sekali menemukan ketenangan, kedamaian, dan ketentraman dalam hidup ini. Kenapa demikian? Karena, tidak bisa mengelola pikirannya dengan baik. Setiap kita memiliki tiga masa. Masa lalu, masa depan dan masa sekarang. Masa lalu tidak mungkin kita menggapai kembali, ia bagaikan seekor burung yang sudah terbang jauh meniggalkan kita. Dan tidak mungkin untuk menangkapnya kembali. Sedangkan masa depan masih dalam angan angan, atau bayangan yang belum pasti. Dan di sana masih banyak misteri. Masa sekaranglah yang menjadi milik kita, dan ia berada dalam genggaman kita. Gunakanlah pikiran anda pada satu masa saja. Jangan pernah ingat ingat lagi masa lalu, karena ia bisa menghantui hidup anda. Dan jangan pula terlalu berharap pada masa depan, karena ia bisa membuat anda kcewa. Tapi berpikirlah untuk masa sekarang, karena masa sekarang masih dalam genggaman anda. Kalau anda mau bertaubat, bertaubatlah sekarang. Kalau anda mau beramal, beramallah sekarang. Apapun yang hendak anda lakukan, lakukanlah sekarang. Selagi hayat masih dikandung badan, manfaatkanlah kesempatan yang ada. Jangan pernah menunda sampai besok. Kenapa banyak orang gelisah dalam hidup ini? Karena, kebanyakan mereka keliru cara berpikirnya. Mereka selalu berpikir dengan mengingat ngingat masa lalu dalam bayangannya, dan mengharap harap masa depan yang belum pasti. Sehingga banyak orang kecewa atau sedih dengan bayangan masa lalu, dan cemas dengan bayangan masa depan. Inilah salah satu kekeliruan cara berpikir kita selama ini, karena tidak mampu mengelola pikiran dengan cara berpikir yang benar. Padahal masa sekarang adalah peluang emas yang berada di depan mata kita. tapi kita sering sekali menyia nyiakannya. Apakah yang menyangkut hubungan vertikal dengan Allah, atau juga yang menyangkut hubungan horizontal dengan manusia, kita sering mengabaikannya. Bahkan waktu waktu yang kita miliki saat ini hilang begitu saja. Kita terlalu mengharap hujan dari langit, sementara sumur di depan rumah tidak kelihatan lagi. Inilah bahayanya bila kita terlalu mengharap harap masa depan yang penuh misteri dan tekateki. Padahal umur kita pun belum tentu sampai ke sana. Kalau kita mau berpikir lebih dalam lagi, sebenarnya masa itu cuma satu, yaitu masa sekarang saja. Karena, yang namanya masa lalu dan masa depan selalu berada bersama kita. Dan itulah namanya masa sekarang. Seperti masa sekarang yang kita miliki saat ini, besok atau lusa ia akan menjadi masa lalu. Padahal ia sudah pernah bersama kita, begitu juga masa depan yang selalu lengket dengan kita. Menurut saya itu hanya istilah saja. Karena, yang namanya waktu tetap masa sekarang dan tidak pernah terpisah dengan kita. Baik masa lalu atau masa depan selalu bersama kita. Oleh Karena itu, berpikirlah dan berbuatlah apa saja yang bisa bermanfaat dalam hidup anda. Manfaatkanlah masa sekarang sebaik mungkin. Karena, pada masa sekaranglah yang menentukan kehidupan seseorang baik atau tidak baik. Semua itu sangat tergantung cara berpikir kita Mudah mudahan Allah SWT selalu mengarahkan pikiran kita kearah yang baik dan benar. AMIN..

PANGGILLAH TUHANMU ITU DENGAN
HATIMU, BUKAN DENGAN MULUTMU

Memanggil Tuhan dengan hati jauh lebih meresap ketimbang dengan mulut. Karena hati itu merupakan pusat spiritual, dan ditakdirkan untuk memantulkan cahaya rahasia rahasia Ilahi. Tuhan pun berkomunikasi dengan hamba Nya lewat hati hamba itu sendiri ( QS Al Anfal : 24). Dengan hatilah seseorang bisa dekat pada Allah dengan sedekat dekatnya, dan dengan hati pula dia itu bisa membatasi Tuhannya dengan sejauh jauhnya. Maka dari itu, bersihkanlah hati anda dengan sebersih bersihnya agar komunikasi anda dengan Tuhan selalu terkoneksi. Kalau tidak, sinyal spiritual anda selalu terputus, dan tidak akan pernah tersambung dengan Nya. Ketika nilai spiritualitas kita sudah hidup atau meningkat, rahasia rahasia Ilahi dapat kita rasakan dalam diri kita. Kita juga dapat membuka mata dan telinga hati untuk merasakan lebih dalam realitas realitas batiniah, yang tersembunyi di balik dunia material kita yang kompleks. Seorang Guru sufi bertutur : ” Hati memiliki mata yang digunakan untuk menikmati pemandangan alam ghaib, telinga untuk mendengar perkataan penghuni alam ghaib dan firman Tuhan, hidung untuk mencium wewangian yang ghaib, dan mulut untuk merasakan cinta, manisnya keimanan, serta harumnya pengetahuan spiritual.” Dari sinilah kita tahu, bahwa media komunikasi kita dengan Tuhan yang paling cocok adalah hati, bukan mulut. Mulut itu suka berbohong. Hati itu termasuk juga rumah taqwa. Dan ini sesuai dengan perkataan Rasulullah Saw kepada sahabatnya. Beliau mengatakan : ” Taqwa itu disini, sambil Beliau menunjukkan ke dadanya. Dari sinilah terjalin komunikasi kita dengan Tuhan lewat hati kita sendiri. Alasan lain kenapa harus hati? Karena hati itu adalah selalu jujur, hati tidak pernah berbohong apa yang di lihatnya (QS An Najm : 11). Disinilah kelebihan hati ketimbang mulut atau yang lainya. Allah SWT juga menilai pribadi kita lewat hati kita, bukan lewat mulut, tangan, kaki dan lain sebagainya. Tak ada manfaat semua gerakan gerakan kita itu bila tidak sesuai dengan hati nurani, dalam bahasa agama disebut dengan ikhlas. Karena, selain hati yang lain sering tidak jujur dan bisa saja berkilah. Apalagi mulut kita, itu lebih berbahaya lagi. Dalam satu detik saja bisa membolak balik lidahnya, supaya kelihatan lebih indah kalimat yang keluar dari mulut untuk di dengar orang. Maka, pada hari akhirat yang di kunci itu mulut, tangan, dan juga termasuk kaki. Mereka harus memberi kesaksian kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan (QS Yasin : 65). Darisini mungkin timbul lagi pertanyaan kita? Kenapa tidak termasuk hati yang dikunci dalam ayat ini? Karena selain hati, yang lain tidak dapat dipercaya, seperti yang telah kita jelaskan. Karena itu hati tidak dikunci atau tidak termasuk dalam ayat itu, sebab hati itu selalu jujur dan tak pernah berdusta. Karena itu, tidak heran di dalam Islam itu ada kelompok kelompok munafiq. Sejak zaman Rasulullah Saw sudah ada. Apalagi sekarang, tentu lebih banyak lagi. Bahkan mereka bergaul dengan orang Islam, karena penampilannya memang seperti orang islam. Lebih sulit menghadapi orang munafiq ketimbang kita menghadapi musuh di Medan tempur. Rasulullah Saw saja merasa kewalahan dalam menghadapi orang munafiq. Bahkan rumah tangga Beliau pun sempat di fitnah oleh orang munafiq, dibawah komando Abdullah bin Ubay pada waktu itu. Penampilannya terkadang seperti orang beragama, apakah bajunya, jubahnya, perkataannya dan lain sebagainya. Semua itu bisa direkayasa lewat mulutnya, tangannya, dan kakinya. Tapi belum tentu sesuai dengan hatinuraninya. Itulah bahaya sebuah penampilan bila tidak sesuai dengan hati nuraninya. Masyarakat awam sering terjebak dengan model penampilan lahir seperti ini. Namun demikian, tidak juga semua penampilan lahir seperti ini. Ini hanya sebagai contoh saja.

Lalu bagaimana kita memanggil Tuhan dengan hati? Biasakanlah diri anda selalu mengingat Nya dalam kehidupan anda. Apapun pekerjaan anda, sandarkanlah kepada Nya. Ketika anda membantu orang lain, ingatlah Allah. Bukan anda yang membantunya, tapi Allah lah yang membantunya lewat tangan anda. Dengan kata lain, Allah bertajalli lewat diri anda. Satukanlah selalu perasaan anda dengan perasaan Tuhan. Lama kelamaan perasaan anda akan diganti dengan perasaan Tuhan. Dengan demikian, keakuan anda akan terkikis sedikit demi sedikit. Karena, setiap gerakan itu bukanlah gerakan anda, tapi semua itu adalah gerakan Tuhan. Begitu juga perbuatan perbuatan anda yang lainnya. Jangan pernah meninggalkan Tuhan. Apalagi sempat melupakannya. Walaupun kelihatannya sangat sederhana, tapi itu sangat sulit anda lakukan bila anda tidak pernah berusaha berlatih untuk mengingat Dia dalam kehidupan sehari hari. Karena itu, arahkanlah hati anda setiap saat kepada Nya, bukan kepada selain Nya. Apapun yang anda lakukan, undanglahTuhan ke dalam hati anda. Untuk latihan dasar, carilah tempat yang kosong dan duduklah dengan tenang. Mulailah dengan memperhatikan nafas anda. Lakukanlah dengan santai dan rilek secara perlahan lahan dan berirama. Saat anda bernafas, sebutlah ALLAH di dalam hati pada tiap tarikan dan hembusan nafas. Rasakan nafas anda secara perlahan menyentuh dan menghentak hentak di lubuk hati terdalam anda. Teruskan latihan ini sampai ia menjadi alamiah dan tanpa ada ketegangan jiwa. Lakukanlah latihan dasar ini dengan istiqamah, insya Allah lama kelamaan hati anda akan terbuka. Dan anda akan terbiasa mengingat Tuhan dalam segala aktivitas anda. Itu sebagaimana yang telah saya sebutkan di atas. Walaupun tubuh anda di dunia, tapi hati anda sudah terkonek ke Allah. Sebagaimana perkataan para sufi, “Sibukkan tanganmu dengan melakukan pekerjaan duniawi, dan sibukkan hatimu dengan Allah.” Sehingga hati dan pikiran anda lama kelamaan akan bercahaya seperti cahaya matahari. Dengan cahaya itulah anda bisa memahami rahasia rahasia hidup ini. Hidup anda pun semakin tenang, karena sudah mendapatkan apa yang anda cari selama ini, yaitu Allah SWT. Dialah Tuhan kita yang tiada berbentuk, atau tidak sama dengan apapun dan siapapun (QS Asy Syura : 11). Walaupun Dia tidak sama dengan apapun, tapi kalau hati anda sudah tersambung dengan Nya, anda bisa merasakan kehadiran Nya dalam diri anda. Karena, Dia sangat dekat dengan kita, bahkan lebih dekat dari urat nadi kita (QS Qaf : 16). Walaupun dalam latihan ini anda mungkin akan menemukan pikiran pikiran dan perasaan perasaan yang menentang usaha anda. Mereka telah menetap di hati anda begitu lama, sehingga mereka telah berkarat di dalamnya. Jangan khawatir dari semua ini. Ketahuilah bahwa dengan kesabaran dalam berusaha dan dengan keyakinan terhadap Tuhan, bahkan pola pola yang telah bertahan lama sekalipun dapat dikendurkan, jika tidak dalam satu sesi, maka mungkin dalam seratus sesi. Yang sangat penting bagi latihan ini adalah benar benar dilakukan dengan istiqamah, serta ikhlas karena Allah. Bukan karena nafsu atau yang lainnya. Jangan mengutuk perasaan perasaan yang muncul di hati anda. Cukuplah anda peka terhadapnya. Juga jangan mencoba untuk mengubah perilaku anda atau mengoreksi orang lain. Lakukanlah saja dengan tenang dan perlahan lahan , kemudian lepaskanlah mental lama anda dan hambatan hambatan emosional di dalam diri anda. Insya Allah hati anda akan terbuka untuk memanggil Nya. Maksudnya adalah hati itu sudah terkoneksi dengan Nya setiap saat. Ketika kondisi ini sudah anda peroleh, segala pekerjaan anda tidak sia sia lagi dalam hidup ini. Semoga Allah SWT selalu membantu kita dan membimbing kita untuk menuju kepada Nya. AMIN YA ALLAH..